Laman

SIGNALING DALAM SITUASI SURVIVAL


Dalam situasi survival selain kemampuan untuk bertahan hidup kemampuan signaling juga sangat penting untuk dikuasai, signaling disini berarti kemampuan untuk memberi tanda kepada teman atau tim pencari agar bisa menemukan keberadaan kita di dalam hutan dan menyelamatkan kita agar bisa kembali ke peradaban manusia. Signaling bisa dengan meninggalkan jejak atau memberi tanda langsung yang dapat dilihat dari dekat atau jauh sekalipun, bisa dengan sinyal suara atau visual. Kemampuan signaling menjadi sangat penting karena sehebat apapun atau semahir apapun teknik yang kita kuasai dalam bertahan hidup kita pasti tak ingin berlama-lama berada dalam situasi tersebut.

Mengingat fungsinya yang sangat penting karena itulah melengkapi alat pemberi sinyal dalam survival kit menjadi sebuah keharusan. Ada beberapa peralatan yang menjadi standar atau minimal yang harus disediakan untuk memberi sinyal di situasi survival dan mungkin akan sangat berguna juga walau bukan dalam situasi tersebut, diantaranya adalah :

1. PELUIT SURVIVAL
2. SIGNALING MIRROR
3. KOREK API

1. PELUIT SURVIVAL

Peluit adalah alat pemberi sinyal dalam bentuk suara, menjadi alat wajib yang harus dibawa kalau kita melakukan kegiatan di alam bebas baik itu di hutan, gunung, tebing, sungai, goa kecuali didalam air. Ada banyak jenis peluit yang biasa dipakai dalam survival bahkan ada yang di kombinasikan dengan kompas dll.

1.1 PENGGUNAAN PELUIT DALAM SITUASI SURVIVAL

Peluit adalah salah satu alat untuk memberi tanda (signaling) keberadaan ataupun kodisi kita dalam situasi darurat, dan peluit tidak hanya dipakai dalam situasi survival. Dari zaman dahulu sampai saat ini manusia sudah memanfaatkan peluit untuk berbagai keperluannya. Bagi seorang yang suka melakukan kegiatan di alam bebas, sudah tentu selalu membawa alat yang satu ini kemanapun tujuannya tapi masih banyak juga yang menganggapnya sepele dan tidak terlalu mempermasalahkan mau di bawa atau tidak alat tersebut, penyebab utama karena mereka belum paham betul apa fungsi dari peluit tersebut di alam bebas baik dalam keadaan darurat ataupun tidak.

Tentu ini sangat disayangkan, karena sebuah peluit kalau dilihat dari bentuk dan ukurannya yang kecil dan sebenarnya sangat tidak mengganggu pergerakan saat kita beraktifitas dialam bebas, akan tetapi sebaliknya memiliki fungsi yang sangat berguna bahkan bisa menyelamatkan nyawa kita dalam situasi darurat.


1.2 JENIS - JENIS PELUIT


Secara umum peluit terdiri dari dua macam, yaitu yang berbiji dan yang tidak berbiji. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kalau secara bentuk sekarang ini sudah sangat banyak bentuk dari peluit, begitu juga dari segi suara (kebisingan) yang ditimbulkan juga sangat bervariasi. Sebuah peluit bisa menimbulkan kebisingan yang sangat tinggi dengan jangkauan jarak yang sangat jauh.

Kita umpamakan saja peluit yang digunakan oleh wasit sepak bola, ukuran panjang lapangan sepakbola standar internasionalnya 100 meter sampai 110 meter, ditiup dari sudut lapangan tim A terdengar sampai sudut lapangan tim B bahkan masih sangat jelas terdengar sampai ke penonton yang ada di tribun paling atas atau paling belakang bahkan sampai keluar stadion. Dalam keadaan sunyi atau di tempat tinggi misalnya di alam bebas jarak ini sudah tentu bisa berkali-kali lipat. Mungkin bisa sampai radius 500 meter bahkan lebih.

1.3 MEMILIH PELUIT SURVIVAL

Dalam situasi survival misalnya saja karena tersesat mendaki gunung atau karena terjadi bencana alam, berada dalam kabut tebal, hujan, badai, terjebak di tempat - tempat tertentu yang membuat kita sulit terlihat sehingga kita terpisah dari teman dan sangat membutuhkan pertolongan. Menggunakan suara sendiri dengan berteriak-teriak keras berharap ada yang mendengar bukanlah pilihan yang tepat, karena berteriak atau menjerit membutuhkan banyak energi, membuat kerongkongan kering, itu dikarena kita harus melakukannya berulang-ulang, jadi hal tersebut sangat tidak disarankan dalam situasi survival dan yang paling apes adalah teriakan yang kita hasilkan sebenarnya tidak menjangkau jarak yang jauh. Tentu ini sangat disayangkan, karena bisa jadi teman atau tim penyelamat sudah sangat dekat dengan posisi kita.

Tidak ada ciri-ciri khusus dalam memilih peluit survival, yang penting adalah memiliki suara yang paling bising, kuat, dan mudah dalam perawatannya. Bagus juga kalau peluitnya di kombinasikan dengan beralatan lain seperti kompas, kaca pembesar (luv) atau terdapat sedikit ruang untuk menyimpan alat lain seperti korek api batang, Karena dipasaran saat ini sudah ada beberapa merek peluit yang dikombinasikan dengan peralatan lain seperti itu.

1.4 CARA MENGGUNAKAN PELUIT DALAM SITUASI SURVIVAL

Walau hanya tinggal meniup tapi sebenarnya dalam situasi darurat meniup peluit juga ada aturannya. Aturan ini dibuat agar bisa membedakan mana bunyi peluit yang ditiup oleh wasit saat pertandingan olahraga, peluit orang bekerja, tukang parkir dan mana peluit yang ditiup oleh orang yang membutuhkan pertolongan.

Setidaknya ada 3 metode dalam menggunakan peluit saat keadaan darurat di alam bebas, yaitu :

A. MENIUP SECARA ACAK DAN BERULANG-ULANG
B. MENIUP MENGGUNAKAN KODE MORSE
C. MENIUP DENGAN KODE PELUIT INTERNASIONAL

A. MENIUP SECARA ACAK DAN BERULANG-ULANG

Paling umum adalah meniupnya secara berulang-ulang dengan waktu tertentu secara konstan.  Misalnya meniup peluit dengan irama tertentu setiap 3 menit atau 5 menit sekali hingga beberapa menit kedepan, ini sangat membantu, lagipula dalam keadaan emergency segala sesuatu yang dibuat secara berulang-ulang bisa dianggap sebagai singal darurat.


B. MENIUP MENGGUNAKAN KODE MORSE

Meniup peluit sesuai dengan kode morse memiliki beberapa keuntungan dibanding asal tiup, diantaranya adalah bisa digunakan untuk berkomunikasi, jadi tidak hanya sebatas meniup untuk sekedar menimbulkan kebisingan agar bisa didengar saja. Oleh karena itu mengetahui kode morse juga sangat berguna bagi yang sering berpetualang di alam bebas. Walaupun sulit untuk menghafal dari A-Z minimal kita harus mengetahui jenis-jenis kode yang biasa digunakan saat seseorang berada dalam situasi darurat agar bisa cepat mendapat bantuan.


C. INTERNATIONAL WHISTLE CODE (KODE PELUIT INTERNASIONAL)

Selain dua cara diatas, peluit memiliki aturan tiupnya sendiri yang sudah diakui secara international dan paling sering dipakai di alam bebas untuk komunikasi tidak hanya dalam keadaan darurat. Misalkan saja dalam sebuah pendakian atau penjelajahan hutan seorang teman kita tertinggal di belakang atau malah terlalu menjauh didepan, daripada berteriak untuk mendapatkan jawaban darinya, lebih efektif memanggil menggunakan peluit. Masih banyak contoh penggunaan peluit yang bisa diterapkan saat berkegiatan di alam bebas. Sekali lagi, bukan hanya dalam ke adaan darurat. Oleh sebab itu bagi seorang pendaki atau penjelajah rimba yang sudah memiliki jam terbang tinggi tidak akan meninggalkan alat yang satu ini.

2. SIGNALING MIRROR


Signaling mirror adalah sebuah alat yang memiliki sifat memantulkan cahaya (refleksi) alat ini sangat baik untuk memberi signal karena bisa terlihat sampai jarak yang sangat jauh terutama digunakan pada siang hari. Signaling mirror bisa terbuat dari bahan apapun yang  penting memiliki sifat refleksi seperti cermin, kepingan cd, permukaan alumunium foil dan lain sebagainya. Prinsip kerjanya adalah mengarahkan pantukan sinar kearah tertentu agar pantulan itu terlihat oleh tim penyelamat. Walau terlihat sederhana dalam penggunaannya akan tetapi ada baiknya kita terus melatih agar terbiasa menggunakan alat tersebut sehingga kita tetap bisa menggunakannya dalam keadaan apapun.

2.1 PENGGUNAAN SIGNALING MIRROR DALAM SITUASI SURVIVAL

Signaling Mirror adalah sebuah cermin yang terbuat dari bahan plastic atau polycarbonate yang anti pecah dan sangat efektif memantulkan sinar. Alat ini sangat efektif digunakan sebagai signaling terutama untuk jarak jauh. Kalau pada artikel sebelumnya kita membahas peluit sebagai alat signaling yang efektif untuk jarak pendek dan menengah kali ini saya akan membahas cermin sebagai alat signaling.

Bagi pendaki yang sudah berpengalaman sudah tentu selalu menyertakan peralatan ini di dalam survival kitnya, akan tetapi sebagian lagi pendaki terutama yang masih amatir sangat jarang dijumpai yang membawa alat signaling ini baik cermin atau peluit, penyebabnya cuma dua, yang pertama masi belum paham tentang pentingnya alat ini, kedua adalah menganggap remeh.

2.2 JENIS - JENIS SIGNALING MIRROR

Sebenarnya semua bahan yang mempunyai sifat reflektif bisa dijadikan alat singnaling, namun untuk keperluan melengkapi alat survival kit ada baiknya adalah sebuah cermin dan berukuran kecil, karena cermin adalah yang paling baik dalam memantulkan sinar dibanding yang lainnya seperti kepingan cd dll. Di took-toko outdoor saat ini sudah banyak dijual signaling mirror dengan design khusus dan harga yang terjangkau apalagi kalau dikaitkan dengan urusan hidup dan mati, malah harganya jadi tidak seberapa.


2.3 CARA MENGGUNAKAN SIGNALING MIRROR

Signaling mirror yang ada dipasaran saat ini desainnya sangat bagus, dari segi ukuran yang tidak begitu besar, kuat dan memiliki lubang bidik membuatnya sangat efektif saat digunakan, ada juga signaling mirror yang dilengkapi dengan sebuah kompas ada juga yang dilengkapi dengan peluit kecil yang dihubungkan dengan sebuah paracord. Perlu diketahui pantulan yang dihasil oleh signaling mirror sangat jauh bisa sampai berpuluh-puluh kilometer.  Bahkan pantulannya bisa terlihat dari satu puncak ke puncak gunung lainnya.

Untuk objek yang sudah jelas terlihat seperti melihat sebuah pesawat dari kejauhan atau kapal laut kita bisa mengarahkan pantulan ke pesawat atau kapal tersebut tapi yang perlu diingat jangan terus menerus mengarahkan pantulan karena pantulan ini bisa sangat menyilaukan mata, terutama bagi si pilot. Ada baiknya memantulkan  dengan menerapkan kode morse, karena dengan kode ini selain memberi sinyal darurat kita juga bisa berkomunikasi tetapi kalau kesulitan bisa dengan terputus putus dan berulang-ulang.

Tentu ini sangat membantu disaat kondisi survival dimana kita sangat ingin secepatnya di temukan oleh tim penyelamat. Karena alat ini bekerja dengan sumber cahaya maka alat ini efektif digunakan pada siang hari, menurut saya ini bukan satu kelemahan, karena kalau dipikir lagi pada malam hari kita tidak disarankan melakukan aktifitas lagipula tim pencari pun tak mencari kita saat malam.

Beberapa signaling mirror di lengkapi dengan petunjuk penggunaan yang tertulis di salah satu sisinya. Tentu ini sangat membantu walau demikian petunjuk itu jadi tak berguna kalau kita tidak mempraktekkannya, kemampuan signaling menggunakan mirror/cermin memerlukan latihan, karena tidak semua kondisi alam menguntungkan kita. Oleh karena itu dengan latihan kita akan bisa menggunakan signaling mirror tersebut dalam kondisi cuaca yang kurang menguntungkan bahkan di sudut-sudut sulit sekalipun.


Kalau kita berada di posisi yang menguntungkan misalnya disebuah puncak perbukitan atau di sebuah dataran yang lebih tinggi dari yang lainnya atau kita bisa memanjat sebuah pohon yang tinggi, kita bisa menggunakan signaling mirror ini dan terus di ulang untuk beberapa saat. Ini sangat berguna untuk dilakukan, walau kita tidak melihat ada pesawat, kapal laut atau gerak-gerik tim pencari dikejauhan, itu karena jarak pantulan yang bisa terlihat oleh signaling mirror melebihi batas penglihatan oleh mata kita. Oleh karena itu, jangan mengangap remeh alat ini, lagipula sebenarnya sebuah alat kalau sudah masuk dalam daftar survival kit tak ada yang tak penting.




3. KOREK API



Korek api adalah alat untuk membuat api, akan tetapi untuk tujuan memberi sinyal disini bukan kemampuan membuat api yang diutamakan akan tetapi membuat asap sebanyak mungkin setebal-tebalnya agar bisa terlihat diudara. Mungkin asap adalah alat komunikasi yang paling tua yang digunakan untuk memberi sinyal dalam situasi tertentu. Sebagai mana kita ketahui asap sudah digunakan sejak lama oleh manusia dari zaman dahulu, asap bisa terlihat dari jarak yang juga sangat jauh, oleh sebab itu selain peluit dan signaling mirror, alat pembuat api seperti korek api menjadi peralatan yang bisa dipakai dalam membuat signal. Ada beberapa cara dan peraturan yang harus diketahui dalam membuat signal menggunakan api, ini dikarenakan ada peraturan tertentu yang harus diikuti agar api yang kita gunakan ini terbaca sebagai signal darurat dan di akui oleh dunia international.

3.1 PENGGUNAAN API DALAM SITUASI SURVIVAL

Kalau ada yang bilang api sudah seperti teman sejati kalau sedang di alam bebas, mungkin itu ada benarnya mengingat fungsi api yang sangat bermanfaat.  Makanya kemampuan membuat api menjadi sangat penting bagi seorang yang suka melakukan kegiatan di alam bebas. Fungsi api antara lain :

- Menghangatkan suhu tubuh
- Mensterilkan air
- Memasak makanan
- Sumber cahaya
- Melindungi dari binatang
- Mengurangi rasa takut
- Signaling

Pada artikel kali ini saya hanya membahas signaling menggunakan api,karena itu memang salah satu fungsi api kalau di alam bebas. Dengan api kita bisa membuat tanda untuk memberitahu keberadaan kita agar diketahui oleh tim penyelamat dan bisa keluar dari situasi tersebut.

Sebenarnya bukan api-nya yang dijadikan alat untuk memberi tanda darurat tapi asap dari api tersebut, dan sebagaimana kita ketahui terkadang antara api dengan asap suka berlawanan, disaat api besar dan bagus justru asapnya malah sangat sedikit begitu juga sebaliknya, saat api seperti padam dalam tumpukan justru asapnya keluar dengan sangat tebal. Oleh karena itu disini diperlukan teknik khusus untuk membuat asap yang banyak dengan menjaga api tetap menyala.

3.2 CARA MEMBUAT SIGNALING DENGAN API

Cara paling umum adalah dengan memisahkan filter pembentuk asap (bisa tumpukan jerami, dedaunan dll) dengan sumber api, bisa dengan membuat rak dari batang kayu dibentuk seperti tripot, jadi tumpukan jerami tidak bersentuhan langsung dengan sumber api. Tujuannya adalah agar asap yang dihasikan lebih tebal apalagi dengan menjaga jerami agar tidak terbakar oleh api yaitu dengan tetap menjaga besar nyala api tersebut, kita akan bisa membuat asap dengan waktu yang lama.


Signaling menggunakan api sangat efektif dilakukan pada siang ataupun malam hari, apalagi kalau cuaca cerah, karena saat cuaca cerah semua akan jelas terlihat, pada malam hari pun bukan hanya api yang terlihat dari jauh tapi juga asap yang dihasilkan juga akan terlihat.

3.3 ATURAN INTERNASIONAL DALAM MEMBUAT API SEBAGAI SIGNAL DARURAT

Ada aturan tersendiri yang harus diikuti kalau ingin api yang anda buat akan terbaca sebagai signal bahaya oleh tim penyelamat atau bahkan pesawat komersil yang kebetulan lewat di atas anda. Aturan yang sudah diakui oleh dunia khusus signaling mengunakan media api. Caranya seperti gambar dibawah ini :


(1) Segitiga


(2) Memanjang

Dari gambar diatas terlihat jelas, kalau ingin membuat api sebagai signaling harus membuat 3 titik api, bentuk api dibuat segitiga kalau tidak memungkinkan boleh dibuat memanjang tergantung medannya, jarak antara satu titik api dengan  titik api berikutnya adalah lebih kurang 30 meter. Dengan begitu signaling dengan api ini akan terbaca sebagai signal darurat. Kalau memungkinkan api harus dibuat di tempat yang tidak terhalang agar mudah terlihat. 

PENULIS : Nadoutdoorlife - Zulkarnain Nad

Artikel SIGNALING DALAM SITUASI SURVIVAL ini ditulis oleh Nadoutdoorlife Terima kasih telah membaca artikel ini, Silahkan di SHARE jika bermanfaat, sertakan link aktif jika ingin meng-copy atau tinggalkan KOMENTAR jika ingin bertanya.

Tidak ada komentar:

TANGGAPI ARTIKEL INI

Silahkan bertanya sesuai topik pembahasan atau memberi masukan. Penulis dengan senang hati akan menanggapi. Hanya komentar yang relevan yang akan ditampilkan.