Laman

PENGETAHUAN DASAR SINGLE ROPE TECHNIQUE (SRT)


DIFINISI SRT (SINGLE ROPE TECHNIQUE)

Dalam bahasa Indonesia berarti teknik satu tali, bisa diartikan dengan keahlian bergerak baik itu di lintasan  vertical ataupun horizontal dengan menggunakan satu tali. Berbeda dengan rock climbing yang dipadu dengan keahlian memanjat ataupun pengetahuan tentang goa pada caving. Seorang yang menguasai teknik SRT bisa bergerak hanya menggunakan tali bagaimanapun sulit dan rumitnya sebuah medan. Oleh karena itu seseorang yang sering berkegiatan di alam bebas seperti climber, caver dan sebagainya sedikit banyak harus menguasai teknik ini.

Jika menggunakan satu tali disebut Single Rope Technique (SRT) maka menggunakan dua tali untuk bergerak disebut Double Rope Technique (DRT), DRT biasa digunakan untuk pekerjaan memanjat pohon (tree climbing) untuk ditebang atau untuk keperluan lain. DRT sangat bagus untuk melatih gerakan dasar dalam memanjat tali, Bagi anak-anak yang memiliki badan tidak terlalu berat sangat mudah memanjat menggunakan system DRT ini dan akan sedikit kesulitan untuk orang dewasa yang memiliki berat badan berlebih. Tetapi pada artikel kali ini penulis hanya membahas masalah SRT, untuk DRT akan penulis bahas di kesempatan yang lain.

SRT yang biasa diterapkan di bidang olahraga alam seperti Rock Climbing mempunyai standar yang sangat berbeda dengan SRT untuk pekerjaan – pekerjaan diketinggian seperti Rope Access. Bekerja di ketinggian seperti membersihkan gedung, instalasi tower pembangkit listrik, pengeboran minyak dan sebagainya memiliki standar keamanan yang lebih tinggi dari pada prosedur SRT dibidang olahraga. SRT dalam bekerja di ketinggian tidak boleh ada kesalahan walau sekecil apapun (zero percent error) semua harus sesuai dengan prosedur teknis dan standar keamanan  yang telah ditetapkan dan itu berlaku umum di seluruh dunia. 

Contoh sederhananya dalam proses ascending atau descending dalam panjat tebing anda masih bisa benar-benar bergantung pada satu tali tetapi hal seperti itu tidak berlaku untuk melakukan pekerjaan di ketinggian. SRT untuk pekerjaan di ketinggian wajib menggunakan dua tali. Satu tali inti untuk melakukan pekerjaan satu tali lagi sebagai pengaman cadangan (backup). Umumnya setiap perusahaan yang membutuhkan pekerja dengan keahlian akses tali (rope eccess) untuk melakukan pekerjaan di ketinggian haruslah orang-orang yang telah mengikuti pelatihan dan bersertifikasi resmi yang diakui baik tingkat nasional maupun internasional.

SISTEM DALAM SINGLE ROPE TECHNIQUE (SRT)

Hampir semua kegiatan yang menggunakan satu tali untuk melintas masuk dalam SRT. Bukan saja dalam proses manjat memanjat, kegiatan seperti ascending prusiking, descending prusiking, rappelling, jumaring ataupun flying fox juga masuk kategori ini. Ada banyak system yang digunakan dalam SRT namun untuk di Indonesia yang paling populer adalah Frog Rig System. 

Secara garis besar ada 6 (enam) system dalam SRT yang biasa digunakan di berbagai Negara, antara lain :

1. Texas System
2. Rope Walker System
3. Michele System
4. Floating Cam System
5. Jumar System  
6. Frog Rig System

DIFINISI FROG RIG SYSTEM

Dinamakan Frog Rig System sebenarnya lebih mengacu pada gaya atau bentuk gerakan saat meniti tali, gerakan pada frog rig system lebih menyerupai gerakan seekor katak, maka dinamakan demikian. Tetapi hal itu juga berpengaruh terhadap jenis peralatan yang digunakan.

Untuk di Indonesia system yang paling banyak dipakai oleh pemanjat tebing (climber) ataupun penyusur goa (caver) adalah Frog Rig System. Mungkin karena system ini dianggap paling mudah digunakan, paling nyaman dan juga memiliki tingkat keamanan yang tinggi.

PERALATAN SRT PADA FROG RIG SYSTEM

Setidaknya ada 10 (sepuluh) peralatan utama yang digunakan pada system ini di luar penggunaan tali dan peralatan untuk anchor, diantaranya adalah :


SEAT HARNESS

Seat harness atau harness duduk adalah alat yang digunakan untuk menghubungkan tali utama dan tali backup dengan tubuh, digunakan dipinggang ke pangkal paha, kenyamanan saat bergerak juga ditentukan oleh pemilihan harness yang sesuai dengan tubuh. Selain itu seat harness juga berfungsi sebagai tempat menggantung peralatan lain yang diperlukan.


CHEST HARNESS

Chest harness sama dengan seat harness tetapi kalau seat harness di gunakan di pinggang maka chest harness digunakan di dada. Fungsinya adalah sebagai tempat meletakkan chest ascender juga berfungsi agar posisi tubuh lebih nyaman saat berada diatas tali. Chest harness yang baik adalah yang bisa diatur panjang pendeknya (adjustable)sehingga mudah untuk di operasikan.


CHEST ASCENDER

Chest Ascender adalah salah satu alat ascending yang khusus dipasang di bagian dada yaitu di Chest Harness dipergunakan untuk memanjat lintasan tali yang terpasang di dada. Chest ascender ini dihubungkan Delta MR melalui Oval MR

HAND ASCENDER

Hand Ascender juga alat yang digunakan untuk meniti tali, perbedaan dengan chest ascender adalah hand ascender tidak di letakkan di dada tapi dipegang dengan tangan, oleh karena itu secara bentukpun agak sedikit berbeda. Contoh hand ascender adalah jumar. Alat ini dihubungkan dengan Foot Loop dan Cows Tail.


ID’S

Dalam bahasa inggris disebut Self-Breaking Descender adalah sebuah alat descender multi fungsi yang memungkinkan penggunanya memegang kendali penuh saat proses menuruni tali, Ada banyak jenis descender di pasaran salah satunya ID’S dari Petzl.


MAILON RAPID (MR)

Mailon Rapid sering disebut MR adalah sejenis carabiner khusus yang digunakan untuk menghubungkan peralatan SRT, ada 2 jenis MR antara lain Oval MR dan Delta MR. Oval MR berfungsi untuk mengaitkan Chest Ascender ke Delta MR, Sedangkan Delta MR memiliki beberapa fungsi diantaranya untuk mengaitkan 2 loop seat harness, sebagai tempat untuk mengaitkan desender serta carabiner friksinya dan juga tempat mengaitkan cowstail.


COWSTAIL

Cowstail adalah sebuah tali yang dibuat sedemikian rupa sehingga membentuk dua tali dengan ukuran panjang dan pendek. Biasa dibuat dari tali dinamis yang disimpul. Untuk tali yang panjang ukurannya kira-kira sejangkauan tangan. Ujung yang panjang ini di hubungkan ke Hand Ascender. Sedangkan tali yang pendek dibiarkan bebas, biasa baru digunakan saat melewati lintasan tertentu sebagai pengaman.


FOOT LOOP

Fungsi dari Foot Loop adalah sebagai tempat pijakan kaki saat meniti tali, dicantolkan ke carabiner yang ada pada Hand Ascender seperti Jumar. Foot Loop ini terbuat dari tali carmantel dengan simpul Bowline.


ASAP

Berfungsi sebagai alat pengaman yang dipasang di tali kedua untuk pengaman cadangan, salah satu yang paling populer adalah produk dari Petzl yaitu Petzl Asap Fall Arrester. Cara kerja alat ini adalah akan menggunci otomatis saat tali menegang.


HELM

Untuk meminimalisir kecelakaan di kepala seperti terbentur oleh benda-benda keras yang jatuh dari atas ataupun terbentur dengan benda-benda lain disekitar area kerja, yang disebabkan oleh faktor alam ataupun kelalaian manusia, penggunaan helm menjadi sebuah keharusan.

TEKNIK YANG HARUS DIKUASAI DALAM SRT

Seseorang harus mengikuti pelatihan resmi untuk bisa menguasai teknik ini. IRATA adalah salah satu penyelanggara untuk pelatihan rope access berlicency international. Namun untuk keperluan olahraga anda bisa belajar dari sudah berpengalaman, karena secara garis besar dalam SRT hanya ada dua teknik yang harus di kuasai yaitu Ascending dan Descending yang membuat rumit adalah medannya, terkadang untuk bisa mengakses area tertentu dibutuhkan peralatan khusus dan keahlian yang tinggi dengan berbagai pengembangan teknik yang sempurna.

Source Photo : https://www.petzl.com/INT/en

PENULIS : Nadoutdoorlife - Zulkarnain Nad

Artikel PENGETAHUAN DASAR SINGLE ROPE TECHNIQUE (SRT) ini ditulis oleh Nadoutdoorlife Terima kasih telah membaca artikel ini, Silahkan di SHARE jika bermanfaat, sertakan link aktif jika ingin meng-copy atau tinggalkan KOMENTAR jika ingin bertanya.

Tidak ada komentar:

TANGGAPI ARTIKEL INI

Silahkan bertanya sesuai topik pembahasan atau memberi masukan. Penulis dengan senang hati akan menanggapi. Hanya komentar yang relevan yang akan ditampilkan.